Berdzikir Tetapi Tidak Tahu Maknanya
Diantara perintah Allah dalam Al-Qur'an adalah memperbanyak dzikir baik dengan lisan maupun dengan hati. Sebagaimana firman Allah ta'ala:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱذْكُرُوا۟ ٱللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا
Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dzikir yang sebanyak-banyaknya. (Qs. Surat Al Ahzab 33:41)
Sungguh beruntung orang yang senantiasa berdzikir dalam keadaan apapun, sebab dia akan mendapatkan ketenangan hati. Berdasarkan firman Allah ta'ala:
ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ ٱللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ ٱللَّهِ تَطْمَئِنُّ ٱلْقُلُوبُ
(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah (berdzikir). Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. (Qs. Surat Ar Ra'd 13:28)
Dari banyaknya macam bacaan dzikir, sebagian orang masih ada yang tidak faham samasekali arti dari dzikir tersebut. Muncul pertanyaan, apakah berdzikir tanpa tahu makna atau arti dari dzikir tersebut tetap dapat pahala? Menurut sebagian ulama, berdzikir itu tidak akan mendapat pahala, kecuali mengetahui maknanya, meskipun secara global. Berbeda dengan membaca Al-Qur'an, walaupun tidak mengetahui maknanya tetap berpahala. Sebagaimana dijelaskan oleh Syekh Muhammad Nawawi al-Bantani:
تَنْبِيهٌ : قَالَ الْعُلَمَاءُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ : اِعْلَمْ أَنَّهُ لَا يُثَابُ ذَاكِرٌ عَلَى ذِكْرِهِ إِلَّا إِذَا عَرَفَ مَعْنَاهُ ، وَلَوْ إِجْمَالاً ، بِخِلَافِ الْقُرْآنِ ، فَيُثَابُ قَارِئُهُ مُطْلَقًا . نَبَّهَ عَلَى ذَلِكَ الْقَلْيُوْبِيُّ.
[Peringatan] Para ulama radhiyallahu ‘anhum berkata, “Ketahuilah! Sesungguhnya seseorang tidak akan diberi pahala atas dzikirnya kecuali ketika ia mengetahui makna dzikirnya tersebut meskipun secara global. Berbeda dengan Al-Qur'an, maka sesungguhnya orang yang membacanya akan diberi pahala secara mutlak, baik mengetahui maknanya ataupun tidak.” Demikian itu yang disebutkan oleh Imam Al-Qolyubi. [Syekh Muhammad Nawawi al-Bantani, kitab Kasyifatus Saja, Cet: Dar Ibnu Hazm, hlm. 35]
Akan tetapi Syekh Ibnu Abdil Haq berpendapat, berdzikir tetap berpahala, meskipun tidak mengetahui maknanya:
وَقَالَ ابْنُ عَبْدِ الْحَقِّ: يُثَابُ مُطْلَقًا كَالْقُرْآنِ
dan Ibnu Abdil Haq berkata: tetap diberi pahala (berdzikir tanpa mengetahui maknanya) sama seperti Al-Qur'an. [Imam Al-Qolyubi, kitab Hasiyata Qulyubi wa 'Amiroh,1/197]
Oleh karena itu, alangkah baiknya kita berusaha untuk mengetahui dan memahami makna dzikir-dzikir yang kita baca. Karena masalah ini masih diperselisihkan oleh ulama. Sedangkan keluar dari khilafnya ulama itu dianjurkan.
Oleh: Riyadul Jinan al-Bantani